PENGUKURAN LINEAR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
PENGGUNAAN ALAT UKUR LINIER LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metrologi
Industri
Yang dibina oleh Bapak
Drs. Suherman, M.Pd.
Oleh
Kelompok 1 :
Nama
|
NIM
|
Ryzki Effendi Simanulang
|
5133321019
|
Frisdo E Gultum
|
5133321016
|
Fileo Ferianto Ginting
|
5133321030
|
Lixpen Saritua Panjaitan
|
5133321031
|
FAKULTAS
TEKNIK
PENDIDIKAN
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2013
KATA
PENGANTAR
Sungguh rasa syukur yang tak terkira kami panjatkan
hanya ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, untuk setiap rahmat-Nya yang mengiringi
kami sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini berjudul, “Penggunaan alat ukur linear
Langsung dan tak langsung” sebagai bagian dalam tugas mata kuliah Metologi
Industri. Materi yang terkandung dalam makalah ini adalah sebagian besar dari
Metologi Industri itu sendiri.
Terima kasih kami ucapkan pada Bapak Drs. Suherman, M.Pd. atas kuliah dan bimbingan
yang sangat berguna kepada kami.
Namun, kami menyadari betapa makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sangat relevan akan kami
terima untuk perbaikan selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.
Medan, Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. .
i
DAFTAR ISI............................................................................................................. .
ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan
Penulisan................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
2.1 Definisi pengukuran linear langsung..................................................... 2
2.2Macam-macam alat alat ukur linear langsug..........................................2
2.3
Rangkuman Alat
ukur linear langsung................................................... 9
2.4 Definisi pengkuran linear tidak
langsung……………………..………….9
2.5 Alat ukur standar ………………………………………………..…....10
2.6 Alat ukur pembanding……………………………………………..….11
BAB III PENUTUPAN
.......................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15
3.2 Saran.................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengukuran
linier adalah proses pengukuran untuk mengetahui dimensi dari suatu benda kerja
yang belum diketahui ukurannya. Pengukuran liner itu sendiri terdari dari dua
jenis yaitu linier langsung dan linier tak langsung. Dalam makalah ini kami membahas mengenai pengukuran linier langsung dan tidak langsung. Linier
langsung adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasikan
dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala tersebut. Pengukuran
linier tidak langsung itu sendiri adalah
pengukuran dengan instrumen pembanding, maksudnya dengan membandingkan dimensi
yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alat
ukur langsung.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah
a)
apa definisi alat ukur langsung dan tak langsung?
b)
apa saja macam-macam alat ukur langsung dan bagaimana
menggunakannya?
c)
apa saja macam-macam alat ukur tidak langsung dan bagaimana menggunakannya?
1.3 Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini selain
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metologi Industri juga untuk
mengetahui :
a) definisi alat ukur langsung
dan tak langsung
b) macam-macam
alat ukur langsung dan bagaimana menggunakannya
c) macam-macam alat ukur tidak langsung dan bagaimana menggunakannya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
pengukuran linear langsung
Pengukuran langsung adalah pengukuran yang
hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukur dari alat ukur yang
digunakan Linier langsung adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur
yang telah dikalibrasikan dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala
tersebut. Dengan demikian alat ukur yang digunakan
adalah alat ukur yang mempunyai skala yang bisa langsung dibaca skalanya. Alat
ukur linier langsung yang banyak digunakan dalam bidang otomotif antara lain :
Mistar
Geser dan Mikrometer.
2.2 Macam-macam
alat ukur linear langsung
Alat ukur linier langsung yang banyak
digunakan dalam bidang otomotif antara lain : Mistar Geser dan Mikrometer.
a)
Mistar Geser
Alat ukur ini dalam praktik sehari-hari mempunyai banyak
sebutan antara lain : jangka sorong, mistar ingsut, sketmat, sigmat, atau
vernier caliper. Pada gambar 1 dapat dilihat salah satu contoh bentuk mistar
geser lengkap dengan nama-nama bagiannya.
Tingkat ketelitian mistar geser
Susunan garis-garis yang dibuat secara teratur dengan jarak
garis yang tetap dan tiap garis mempunyai arti tertentu biasanya disebut dengan
skala. Pada mistar geser terdapat skala utama dan skala nonius atau skala
vernier. Banyaknya garis pada skala vernier menentukan tingkat ketelitian, semakin
banyak garis pada skala nonius maka mistar geser semakin teliti tetapi semakin
sulit dibaca karena jarak antar baris semakin rapat. Jarak antar garis pada skala
utama untuk satuan metrik pada umumnya 1 mm, sedang pada satuan inci jarak
antar garis adalah 1/16 inci untuk ketelitian 1/128 inci dan 0,025 inci untuk
ketelitian 0,001 inci.
Apabila jarak antar garis pada skala utama dimisalkan x dan
jarak antar garis (strip) pada skala nonius adalah n, maka selisih antara satu
strip pada skala utama dengan skala nonius adalah i. Bila garis nol nonius
tepat segaris dengan salah satu garis pada skala utama maka pembacaannya dapat
secara langsung ditentukan misalnya
L.
Gambar 2.
Skala mistar geser
Selanjutnya bila skala nonius bergeser (garis nol bergeser) ke
kanan sebesar i maka garis pertama nonius akan tepat segaris dengan salah satu
garis pada skala utama. Bila skala nonius bergeser lagi sebesar 2 i, maka garis
kedua dari skala nonius akan tepat segaris dengan salah satu garis skala utama.
Demikian seterusnya, besarnya i menunjukkan ketelitian dari
skala nonius. Makin kecil i, makin tinggi tingkat
ketelitiannya,
tetapi makin sulit pembacaannya karena jarak antar garis
semakin rapat.
b)
Mikrometer
Mikrometer merupakan
alat ukur linier langsung dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi hingga
mencapai 0,001 mm.fungsi utama mikrimeter adalah untuk mengukur diameter. Ada 3 macam micrometer yaitu : mikrometer dalam,
mikrometer luar, dan mikrometer kedalaman.;, dan
1) Macam macam micrometer
I. Mikrometer luar (Outside Micrometer)
mikrometer luar
untuk mengukur dimensi luar, misalnya tinggi nok, diameter batang katup.
Gambar 18. Mikrometer luar
Alat ukur ini mempunyai bentuk yang bermacam macam
yang disesuaikan dengan bentuk benda yang akan diukur. Dalam bidang otomotif
biasanya micrometer luar digunakan untuk mengukur komponen otomotif antara lain
: tinggi nok, diameter batang katup, diameter jurnal poros, dan sebagainya. Prinsip
kerja alat ini mirip dengan mur dan baut
(lihat gambar 18)
Gambar 19. Prinsip kerja mikrometer luar
Pada gambar 18 dapat dilihat jika baut diputar satu
kali, maka baut tersebut akan bergerak satu ulir. Apabila jarak ulir 1 mm, baut
akan bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran dengan mikrometer.
Pada alat ukur yang sebenarnya mur berarti inner sleeve dan baut adalah
spindle. Spindle merupakan poros panjang yang dapat bergerak maju-mundur untuk
menyesuaikan dimensi benda yang akan diukur. Untuk menggerakkan spindle dilakukan
dengan cara memutar thimble. Apabila thimble diputar ke kanan, maka spindle
akan mendekati anvil. Pada saat mengukur benda kerja, jika jarak antara spindle
dengan benda kerja masih jauh, maka untuk mendekatkannya dengan cara memutar
thimble ke kanan. Namun apabila jarak antara ujung spindle dengan benda kerja
sudah dekat, maka untuk mendekatkannya dengan cara memutar rathchet stoper
sampai ujung spindle menyentuh benda kerja. Lock clamp digunakan untuk mengunci
spindle agar tidak dapat berputar sehingga posisi skala pengukuran tidak
berubah.
II. Mikrometer dalam (Inside
Micrometer)
Mikrometer dalam
berfungsi untuk mengukur dimensi dalam, misalnya diameter silinder
Gambar 20. Mikrometer dalam
III. Mikrometer kedalaman (Depth
Micrometer)
Mikrometer kedalaman untuk mengukur kedalaman, missal
kedalaman paku keling pada kampas kopling.
Gambar 21. Mikrometer kedalaman
2) Cara membaca
skala pengukuran pada Mikrometer
a) Micrometer luar dengan tingkat
ketelitian 0,01 mm J arak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve
adalah 1 mm, dan jarak tiap strip di bawah garis adalah 0,5 mm. Pada skala
thimble tiap strip nilainya 0,01 mm. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah
pembacaan ketiga skala tersebut.
Gambar 22. Mikrometer luar dengan ketelitian 0,01 mm
Contoh :
Gambar 23. Mikrometer
luar dengan ketelitian 0,01 mm
Pembacaan skala di atas garis 5,00 mm
Pembacaan skala di bawah garis 0,00 mm
Pembacaan pada skala thimble 0,20 mm
---------------------------------------------------
Pembacaan akhir 5,20
mm
b) Micrometer luar dengan tingkat
ketelitian 0,001 mm
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve
adalah 1 mm, dan jarak tiap strip di bawah garis adalah 0,25 mm. Pada skala
thimble tiap strip nilainya 0,01 mm dan pada skala vernier 0,001 mm. Hasil pengukuran
pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
Gambar 24. Mikrometer
luar dengan ketelitian 0,001 mm
Contoh :
Gambar 25. Mikrometer
luar dengan ketelitian 0,001 mm
Pembacaan : Pada skala utama : 2,50 mm
Pada skala thimble :
0,00 m m
Pada skala sleeve : 0,007
mm
--------------------------------------------------- +
Jumlah : 2,507
m m
3)
Memeriksa tanda “ 0 “
Sebelum dipakai, mikrometer harus diperiksa dulu apakah
garis nol pada skala thimble segaris dengan garis horisontal pada outer sleeve.
Prosedur pemeriksaan tanda “ 0 “ adalah sebagai berikut :
(1) Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih.
(2) Putar rtachet stoper sampai anvil dan spindle bersentuhan
(3) Putar ratchet stoper 2 atau 3 kali sampai diperoleh
penekanan yangcukup
(4) Kunci spindle pada posisi ini dengan lock clamp
(5) Per iksa apakah garis “ 0 “ pada skala thimble
segaris dengan garis horisontal
pada outer sleeve.
Gambar 26. Pemeriksaan
angka nol pada mikrometer
4) Menyetel titik “ 0 “
1) Apabila
kesalahannya kurang dari 0,02 mm :
(a) Kuncilah spindle dengan lock clamp
(b) Putar outer sleeve dengan kunci penyetel sampai tanda
“0“ pada thimble lurus dengan garis horisontal
pada outer sleeve.
(c) Periksa kembali tanda “0“ setelah penyetelan
Gambar 27. Penyetelan
garis nol
(2) Apabila kesalahannya lebih dari 0,02 mm :
(a) Kuncilah spindle dengan lock clamp
(b) Kendorkan ratchet stoper sampai thimble bebas.
(c) Luruskan tanda “ O “ thimble dengan garis pada outer
sleeve dan kencangkan kembali dengan ratchet stoper.
(d) Periksa kembali tanda “ O “ setelah selesai penyetelan.
Gambar 28. Penyetelan
garis nol
5) Contoh penggunaan micrometer
dalam bidang otomotif
1) Pengukuran diameter batang katup dengan mikrometer
luar
(2)
Pengukuran tinggi nok dengan mikrometer luar
(3) Pengukuran diameter jurnal dengan mikrometer luar
2.3 Rangkuman alat ukur Linear
langsung
1) Mistar geser atau jangka sorong yang
beredar di pasaran mempunyai bentuk dan tingkat ketelitian yang sangat beragam
baik dalam satuan metris maupun inci. Semakin teliti suatu mistar geser,
pembacaan skala pengukurannya semakin sulit karena jarak antar garis pada skala
vernier semakin rapat. Tingkat ketelitian mistar geser dengan satuan metris
antara lain : 0,1 mm, 0,05mm, dan 0,02 mm, sedang untuk satuan inci antara lain
: 1/128 inci dan 1/1000 inci.
2) Hasil pengukuran dengan mistar geser dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain : kebersihan alat ukur dan benda kerja, posisi
alat ukur dengan benda kerja, posisi penglihatan si pengukur dengan benda yang
diukur, dan tingkat ketelitian mistar geser.
3) Sebagai alat ukur linier langsung, mistar
geser dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam dan kedalaman
suatu benda kerja. Dalam bidang otomotif alat ukur tersebut dapat digunakan
untuk menentukan diameter luar piston, panjang pegas, diameter dalam lubang
pena piston, kedalaman paku keling dan sebagainya.
4) Mikrometer merupakan alat ukur linier
langsung dengan tingkat ketelitian hingga 0,001 mm yang prinsip kerjanya mirip
dengan mur dan baut. Tingkat ketelitian mikrometer tergantung ukuran kisar
inner sleeve dan thimble. Semakin halus atau semakin kecil kisarnya, maka
tingkat ketelitiannya semakin tinggi. Mikrometer diciptakan mengingat keterbatasan
mistar geser dalam hal tingkat ketelitiannya.
5) Untuk menghasilkan ukuran yang tepat,
maka mikrometer harus diset nol dahulu sebelum digunakan. Prosedur set nol
mikrometer tergantung selisih antara garis nol pada thimble dengan garis
horizontal pada outer sleeve.
2.4 Definisi pengkuran linear tidak langsung
Pada
pengukuran linier langsung hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada skala
ukur alat ukur yang digunakan karena memang dari alat ukur tersebut
memungkinkan untuk maksud-maksud di atas. Akan tetapi, kadang-kadang kita tidak
bisa melakukan pengukuran langsung dikarenakan adanya pengukuran yang
memerlukan kecermatan yang tinggi ataupun karena bentuk benda ukur yang tidak
memungkinkan untuk diukur dengan alat ukur langsung.
Untuk
keadaan seperti di atas maka biasanya dilakukan pengukuran tak langsung, dalam
hal ini adalah pengukuran linier. Seperti penjelasan di atas tadi Pengukuran linier
tidak langsung adalah pengukuran dengan
instrumen pembanding, maksudnya dengan membandingkan dimensi yang diperoleh
dari hasil pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alat ukur langsung.
Pada pengukuran ini, akan terjadi dua kali proses pengerjaan. Macam-macam alat
ukur linier tidak langsung dibagi menjadi dua yaitu alat ukur standar dan alat ukur pembanding.
2.5 Alat ukur standar
Yang termasuk dalam kategori alat ukur
standar untuk pengukuran linier tak langsung adalah: blok ukur (gauge blok), batang ukur (length height), kaliber
induk tinggi (height master), jangka bengkok dan jangka kaki.
1. Blok Ukur (Gauge Blok)
Blok ukur dikenal juga dengan berbagai
nama misalnya end gauge, slip gauge, jo gauge (johanson
gauge). Sebagai alat ukur standar, maka blok ukur ini dibuat sedemikian
rupa sehingga fungsinya sesuai dengan namanya yaitu alat ukur standar. Alat
ukur ini berbentuk segi empat panjang dengan ukuran ketebalan yang
bermacam-macam. Dua dari 6 permukaannya adalah sangat halus, rata dan sejajar.
Kedua permukaan ini sangat halus dan rata maka antara blok ukur yang satu
dengan blok ukur yang lain dapat digabungkan/disusun tanpa perantara alat lain.
Bila penyusunannya dilakukan dengan teliti maka akan diperoleh suatu susunan
blok ukur yang sangat kuat seolah-olah blok ukur yang satu dengan yang lain
sangat melekat. Dengan menyusun blok ukur yang mempunyai ukuran tertentu maka
kita dapat mengecek atau mengkalibrasi ukuran yang lain. Karena blok ukur ini
diperlukan untuk pengukuran presisi sebagai alat ukur standar maka alat ukur
ini harus dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama. Biasanya bahan untuk
membuat blok ukur adalah baja, karbon tinggi, baja paduan atau karbida. Dengan
perlakuan proses panas tertentu maka logam ini mempunyai sifat-sifat: tahan
terhadap keausan karena tingkat kekerasannya tinggi yaitu 65 RC, tahan terhadap
korosi, koefisien muai panjangnya sama dengan baja karbon yaitu 12 x 10-6 0C-1,
tingkat kestabilan dimensinya tinggi. Kegunaan dari blok ukur ini antara lain
untuk: mengecek dimensi ukuran alat-alat ukur, mengkalibrasi alat ukur langsung
seperti mistar ingsut, mikrometer dan mistar ketinggian, menyetel komparator
dan jam ukur, menyetel posisi batang sinus dan senter sinus dalam pengukuran
sudut, dan mengukur serta menginspeksi komponen-komponen yang presisi di dalam
ruang inspeksi. Cara pemakaian
Untuk pengukuran celah, pilihlah
balok-balok tersebut yang sesuai dengan celah yang diukur, apabila antara celah
dan balok terpasang dengan presisi maka itulah ukuran dari celah tersebut.
2. Batang ukur (length height)
Batang ukur merupakan alat ukur standar
dalam proses pengukuran tak langsung, diantaranya berfungsi untuk kalibrasi
susunan blok ukur dan penyetelan posisi nol dari alat ukur besar
3. kaliber induk tinggi. (height
master)
Kaliber induk tinggi merupakan alat
ukur standar dalam proses tak langsung, diantaranya berfungsi sebagai
penyetelan posisi nol pada micrometer dalam.
4. Jangka Bengkok dan Jangka Kaki
·
Jangka Bengkok
Guna jangka bengkok digunakan untuk
mengukur tebal, lebar, panjang dan garis tengah benda bulat secara kasar. Alat
ini terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya dikeraskan. Bentuknya ada yang
dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula yang tidak. Panjang kakinya dalam inchi merupakan ukuran jangka
bengkok.
Macam-macam jangka bengkok terdiri atas
:
Ø Jangka
bengkok dengan engsel
Ø Jangka
bengkok dengan pegas dan baut penyetel.
Ø Jangka
bengkok dilengkapi dengan skala ukuran.
·
Jangka Kaki
Jangka kaki digunakan antara lain untuk
mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap
keluar dan panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki dalam inchi. Hasil
pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar. Disebabkan kedua kakinya itu
mengeper bila menyentuh bidang-bidang yang diukur maka perlu banyak berlatih.
menggunakan untuk memperhalus permukaan jari-jari. Dengan jari-jari yang tidak
perasa kesalahan ukur mudah terjadi.
Macam-macam jangka kaki terdiri atas :
Ø Jangka
kaki dengan engsel
Ø Jangka
kaki dengan baut, penyetel, dan pegas
Ø Jangka
kaki dilengkapi dengan skala
ukuran.
2.6 Alat Ukur Pembanding
Yang termasuk dalam kategori alat ukur pembanding untuk pengukuran linier
tak langsung adalah : Jam ukur (dial gauge),
Pupitas (Dial test Indikator), Alat Ukur Pembanding Ketinggian, dan kaliber.
1. Jam ukur (dial
gauge)
DIAL GAUGE atau ada yang menyebut dial indicator adalah alat ukur
yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang
datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah
alat dial indikator terdiri atas jam
ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas
magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit.
Cara pembacaan dan penggunaan alat
Saat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan sendiri, tapi
memerlukan kelengkapan seperti di atas yang harus diatur sedemikian rupa pada
saat pengukuran. Posisi dial gauge harus tegak lurus terhadap benda kerja yang
akan diukur.
Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100 strip) dan skala yang lebih kecil. Pada
skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01
mm. Jadi ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran
tersebut sejauh 1 mm. Sedangkan skala yang kecil merupakan penghitung putaran
dari jarum panjang pada skala yang besar. Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip
dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya
adalah3,06 mm. Pengukuran ini diperoleh dari :
skala pada
jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
skala pada
jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
maka hasil
pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.
Skala dan
ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk.
Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan
benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak
lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang
digunakan.
Metode Pengukuran
a. Letakkan V-block di atas plat
datar dan letakkan poros di atas block.
b. Sentuhkan spindel dial gauge pada
permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh
permukaan poros.
c. Putarlah poros perlahan-lahan dan
temukan point pada permukaan pembacaan
paling kecil. Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0".
d. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.
Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai
berikut:
(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.
2. Pupitas (Dial test Indikator)
Pupitas disebut juga jam ukur tes atau dial test indicator yang berfungsi
untuk mengetahui kerataan permukaan benda kerja dan mengukur daerah toleransi
suatu produk. Perbedaan dengan dial indicator yaitu terletak pada sensornya.
Sensor pada pupitas berupa lengan dengan ujung berbentuk bola dan gerakkannya
seperti busur, mempunyai kapasitas pengukuran yang lebih kecil yaitu antara 0,2
s/d 0,8 mm.
Pupitas sendiri terdiri atas beberapa bagian-bagian
yaitu :
· Sensor yang berbentuk lengan
· Blok gerak
· Blok diam
· Piring ukur
· Rangka terbuat dari metal atau plastic
Pemakaian pupitas yaitu dengan cara pupitas dipasang pada dudukan pemindah
(transfer stand) dengan tiang dan lengan yang dapat diatur dengan baut penyetel
atau pengaturan secara feksibel.
Macam – macam pupitas dapat dilihat dari konstruksi piring pengukur,
pupitas terdiri atas: * Pupitas dengan konstruksi piring ukur sumbunya sejajar
dengan sumbu rangka.
·
* Pupitas dengan konstruksi piring ukur
sumbunya tegak lurus dengan rangkanya.
Penggunaan
dari pupitas antara lain sebagai berikut :
1. Mengukur permukaan (kerataan) secara
bertingkat.
2. Mengukur celah (permukaan luar) pada poros
kerah (colar)
3. Mengukur kerataan permukaan dari lubang
bertingkat.
4. Mengukur lubang alur da kesejajaran
sumbunya.
5. Mengukur kesejajaran permukaan, baik
permukaan luuar maupun dalam.
6. Mengukur kerataan bidang horizontal maupun
bidang miring.
3. Alat Ukur Pembanding Ketinggian
Alat ukur pembanding ketinggian disebut juga kaliber ketinggian adalah
sebuah alat sebagai pembanding ukuran ketinggian standar dengan tinggi objek
ukur yang terdiri atas:
· Kaliber
induk ketinggian
· Blok
geser, pupitas atau penggores.
Prosedur dan
teknik penggunaan alat ukur pembanding ketinggian:
· Letakkan objek ukur, kaliber induk ketinggian dan blok geser pada meja
rata.
· Geserkan kaliber ketinggian
(blok geser dan kelengkapannya) pada alat ukur (kaliber induk ketinggian) sebagai ukuran standar yang akan
digunakan untuk mengukur atau membandingkan dengan ukuran objek ukur (benda
kerja).
· Usahakan ujung penggores atau sensor pada pupitas menyentuh permukaan
blok ukur pada kaliber induk ketinggian. Stel pada posisi nol atau kencangkan
baut pengikatnya jika menggunakan penggores.
· Geserkan kaliber ketinggian (blok geser) yang telah diset ukuran
ketinggiannya pada benda kerja.
· Bandingkan ketinggian blok ukur dengan ketinggian kaliber
apakah sama, lebih tinggi atau lebih rendah, memenuhi standar toleransi atau di
luar standar toleransi yang diberikannya.
· Simpulkan hasil pengukurannya:
· Memenuhi
standar ukuran yang diminta.
· Tidak
memenuhi standar toleransi yang diberikan.
Keterangan:
Untuk
mengukur benda kerja yang ditoleransi kita harus membuat dua kaliber
katinggian, yang terdiri atas:
· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi
maksimum sebagai kaliber Go.
· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi
minimum sebagai kaliber Not – Go.
1. Pengesetan
ukuran standar pada kaliber induk.
2. Pengukuran
pada objek ukur.
Pengukuran ukuran standar ketinggian pada kaliber induk dengan menggunakan
dial indicator atau pupitas. Ukuran diset pada ukuran nominal.
Pengukuran kaliber induk pada objek ukur, langsung dapat diketahui
toleransinya pada alat ukur pupitas atau dial indikatornya.
Pada kaliber ini, tidak perlu dibuat dua kaliber, tetapi cukup diset pada
dial indicatornya atau pada pupitasnya, mengenai besar toleransi yang
diijinkan.
4. Kaliber
Kaliber adalah alat ukur yang digunakan untuk memeriksa batas ukur secara
langsung atau tidak langsung dan juga sebagai alat pembanding ukuran. Ukuran
pada kaliber terbagi menjadi dua, yaitu ukuran standart sebagai acuan dan
ukuran standar batas atau limit. Ukuran standar sebagi acuan adalah kaliber
yang berbentuk blok ukur, yang dibuat khusus dengan ketelitian yang sangat
tinggi. Blok ukur ini digunakan untuk mencocokan ukuran dari alat-alat ukur dan
digunakan pula sebagai alat kalibrasi untuk menera alat-alat yang aktif
digunakan. Sedangkan ukuran batas atau limit digunakan untuk mencocokan ukuran
dari alat-alat ukur yang tingkat ketelitiannya dibawah dari jenis kaliber
ukuran standar.
Jenis dari kaliber ada beberapa macam antara lain kaliber roll, kaliber
bola, kaliber poros konis, dan kaliber celah ( snap gauge ).
BAB III
PENUTUPAN
3.1
Kesimpulan
Saat ini alat ukur mengalami banyak
perubahan. Alat ukur jaman sekarang lebih banyak jenisnya, lebih canggih, dan
juga kebanyakan tidak memakai cara manual lagi dalam penggunaannya. Terutama
dipabrik-pabrik besar. Dalam hal mengukur barang produksi, pabrik tersebut
tidak menggunakan alat ukur manual yang masih menggunakan tenaga manusia, namun
menggunakan sistem komputer. Manusia hanya tinggal mengatur dan mensetingnya
melalui komputer tanpa perlu bersusah payah, apalagi pabrik yang memproduksi
mesin berskala besar.
Banyak juga kelebihan alat ukur otomatis daripada alat
ukur manual. Terutama dalam hal kespesifikan ukurannya. Namun semua alat ukur
mempunyai kegunaan yang sama, yaitu sebagai alat pengukur bahan. Maka dari itu
alat ukur akan berfungsi maksimal apabila kita menggunakan pada tempatnya,
seperti contoh jangka bengkok digunakan untuk
mengukur tebal, lebar, panjang dan garis tengah benda bulat secara kasar.Di samping itu cara penggunaan dan perawatan alat ukur juga bisa berpengaruh
pada nilai guna dari alat ukur presisi atau tidaknya dan ketepatan pengukuran.Maka
dari itu hal tersebut juga harus di perhatikan guna mempertahankan nilai guna
dan kepresisian alat ukur.
3.2 Saran
Alat ukur
linear langsung maupun tak langsung memang masih menggunakan tenaga manusia,
banyak kekurangan alat ukur manual ini, contoh nya, kurang teliti,memakan waktu
yang cukup lama, dll. di bandingkan alat ukur otomatis, alat ukur manual kurang
efisien pada saat ini, namun masih banyak juga yang menggunakan alat ukur
manual, jadi kami menyarankan kepada yang memakai alat ukur manual unruk bisa
meningkatkan agar memakai alat ukur otomatis. namun ada baik nya juga kita
belajar mengenai alat ukur manual, karna masih banyak yang menggunakan alat
ukur manual, maka kami mengharapkan pada pembaca agar memahami isi makalah ini
dan menerapkan di lingkungan kerja, dan
jika terdapat ada kekurangan dalam makalah ini,, kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca agar lebih memperjelas tentang materi
pembelajaran ini. Atas perhatian pembaca, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Agoest, Pratikum
Metrologi, diakses dari : http://www.scribd.com/agoest_adi/d/33990247-Bab-2-Praktikum-Metrologi, tanggal
16 April 2012.
Anonim. (t.th.).
Materi Pelajaran Engine Group Step 1.,Jakarta : PT
Toyota Astra
Motor.
Anonim. (1995).
Materi Pelajaran Engine Group Step 2.,Jakarta : PT
Toyota –Astra Motor.
Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines.
Depdikbud : Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK.
Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK.
Encyclopedia. South Holland : The Goodheart Willcox.
New York : Mc
Graw Hill.
Roni, alat ukur linier pada SMK, diakses dari : http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/04/13/alat-ukur-linear-pada-smk-jurusan-teknik-mesin/, tanggal
16 April 2012
Sudji Munadi. (1988).
Dasar-Dasar Metrologi Industri. Jakarta :
Toboldt, William K,
dan Johnson, Larry. (1977).
Automotive
Wardan Suyanto. (1986).
Teori Motor Bensin. Jakarta : Depdikbud :
tolong untuk kemudahan dalam membaca atau yang sebagainya, di perjelas teksnya, terimakasih
BalasHapusokee. terima kasih komentar nya
BalasHapus